Selama ini, kebahagiaan sering dianggap sebagai indikator paling utama dalam pendidikan anak. Namun, belakangan ini semakin banyak pemikir yang mengingatkan: mengejar kebahagiaan sebagai tujuan utama justru bisa mengaburkan makna belajar yang sebenarnya.
1. Kebahagiaan sebagai Tujuan Bisa Mengaburkan Misi Belajar
Ketika kebahagiaan dianggap sebagai indikator utama, proses belajar bisa menjadi dangkal dan bersifat hiburan semata. Anak-anak mungkin hanya mencari kesenangan dan menghindari tantangan, sehingga tidak membangun ketangguhan dan keterampilan berpikir yang sesungguhnya
2. Efek Intrinsik Berkurang: Saat Reward Mengurangi Motivasi Asli
Dalam konteks motivasi belajar, terlalu sering memberikan hadiah atau pujian justru bisa mengurangi motivasi alami anak. Misalnya, jika anak hanya ikut karena hadiah, saat hadiah hilang, motivasi mereka akan ikut hilang dikenal sebagai overjustification effect.
3. Kebahagiaan Bukan Satu Ukuran untuk Semua Budaya
Pemahaman tentang kebahagiaan sangat bervariasi antar budaya. Di pendidikan Indonesia, nilai kebahagiaan sering lebih terkait dengan relasi sosial, kolaborasi, dan bangga dengan hasil nyata — bukan kebahagiaan individual yang dipaksakan
4. Kebutuhan untuk Keseimbangan Emosi daripada Sekadar Senang
Mendorong anak terlalu sering untuk menceritakan perasaannya hari itu justru bisa membuat mereka merasa tertekan bahkan jika emosi yang dirasakan negatif. Fokus berlebih pada kebahagiaan sesaat malah bisa mengganggu psikologis anak.
Nilai Living English: Belajar yang Bermakna & Memberdayakan
Living English percaya bahwa proses belajar Bahasa Inggris harus membangkitkan rasa bangga, ingin tahu, dan percaya diri — bukan sekadar senang atau nyaman. Oleh karena itu, pendekatan kami fokus pada:
- Kegiatan penuh makna: misalnya project, storytelling, atau public speaking
- Dialog konstruktif & scaffolding bersama fasilitator yang mendukung
- Kesempatan bertumbuh, tidak sekadar untuk membuat anak senang hari itu juga
Quick Recap: Kebahagiaan Seharusnya Menyertai, Bukan Tujuan Utama
Alih-alih mengejar kebahagiaan semu, lebih penting membangun kemandirian pembelajar, keberanian bicara, dan kemampuan berpikir kritis. Dengan cara ini, anak-anak akan menemukan makna belajar yang dalam dan perkembangan skill yang nyata.
Ingin anak Anda belajar dengan metode yang membentuk rasa percaya diri dan kemampuan nyata? Yuk, coba Diagnostic Test Gratis di Living English dan temukan program tepat untuk mereka!
👉 klik di sini.
–M. Fandi